Wednesday, November 18, 2009
Untuk wisata sejarah, ada Keraton Sambas dimana istana yang ada sekarang dibangun oleh Sultan Muhammad Mulia Ibrahim tahun 1933 dan ditempati 6 juli 1935. Biaya pembangunan istana ini konon bantuan kredit dari Sultan Kutai. Namun di tepian Muara Ulakan simpang tiga yang merupakan pertemuan Sungai Sambas kecil, Sungai Subah, Sungai Teberau sejak dahulu telah berdiri Istana Kesultanan Sambas (1632) didirikan oleh Raden Bima bergelar Sultan Muhammad Tajuddin, Sultan Sambas ke-2.
Istana ini memiliki bentuk arsitektur kebesaran Melayu di mana di dalamnya terdapat berbagai koleksi barang-barang peninggalan bersejarah Kerajaan Sambas antara lain buku-buku, perlengkapan upacara, pakaian kebesaran, meriam dan barang-barang keramik dari Cina. Tidak jauh dari keraton terdapat Masjid Jami Sambas dan pemakaman raja-raja Sambas.
Di pinggir sungai terdapat sebuah tangga jembatan biasa disebut dengan seteher, tempat singgahan sampan atau perahu dan kendaraan air yang banyak lalu lalang di sungai Sambas. Naik ke daratan dari pinggir sungai, terdapat jalan masuk ke halaman Istana. Sebelum masuk kita akan melalui sebuah gerbang pintu masuk ke halaman Istana yang dinamakan gerbang Segi Delapan.
Di tengah halaman istana terdapat sebuah tiang bendera untuk menaikan bendera kesultanan yang berwarna kuning emas setiap hari besar .Tiang yang bertopang empat yang berarti Sultan dibantu oleh empat orang pembantu yang disebut wazir. Dibawah tiang bendera terdapat 3 buah meriam kuno hadiah dari tentara Inggris tahun 1813 menghargai kepahlawanan putera Pangeran Anom melawan inggris.
Salah satu meriam kuno itu disebut Si Gantar Alam. Disinilah seorang pejuang bernama Thabrani Akhmad telah gugur ditembus peluru penjajah Belanda karena membela mempertahankan bendera merah putih. Diabadikan dengan monumen karena di tempat ini tanggal 27 Oktober 1945 telah gugur seorang pejuang kemerdekaan disaat akan mengibarkan bendera merah putih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar